12 Pertanyaan Penting untuk Bisnis “Smart Business Map”
Alhamdulillah saya dapat kesempatan untuk belajar dari expert bisnis, Pak Budi Isman. Jazakallahu Khairan Bang Edwin, Sahabat Pemimpin RK saya dan Mentor saya, semoga mendapat kebaikan terbaik di dunia dan akhirat, yang mau membiayai saya untuk ikut workshop selama 2 hari ini. Insya Allah ilmunya akan terus bermanfaat.
Sekilas tentang Pak Budi Isman. Budi Satria Isman adalah CEO Mikro Investindo Utama dan pernah menjabat posisi kunci di beberapa perusahaan multinasional, di antaranya sebagai Direktur Human Resources di perusahaan Coca Cola Amatil Indonesia, juga pernah sebagai Presiden Direktur di Sari Husada, sebuah perusahaan besar produsen susu merek SGM yang sekarang menjadi bagian dari perusahaan Prancis, Danone.
Sebelumnya Budi pernah bekerja di-berbagai perusahaan minyak milik asing, seperti Mobil Oil, baik yang di Amerika maupun di Indonesia, dan di Shell Indonesia. Pada tahun 2011 ia menduduki jabatan sebagai Direktur Penjualan & Distribusi PT Avrist Assurance.
Di luar kegiatannya sebagai profesional di perusahaan besar dan pengusaha, Budi juga aktif sebagai pembicara di berbagai seminar, pelatih business di perusahaan besar dan asing, penasehat perusahaan dan pegiat sosial melalui yayasan yang didirikannya yaitu Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Mandiri atau lebih dikenal Pro Indonesia.
“Pengalaman saya selama lebih dari 30 tahun menjalankan Perusahaan, baik Lokal maupun Internasional, banyak memberikan pelajaran. Terutama dalam membangun fondasi business yang kuat sehingga perusahaan tidak saja berjalan normal dan berkesinambungan, namun bisa tumbuh dan meningkat nilainya.
Yang paling berkesan bagi saya adalah bagaimana Perusahaan Susu SGM (Sarihusada) yang pada awalnya tahun 2005 bernilai 4 Triliun, pada saat saya masuk memimpin, dan kemudian kita melakukan perbaikan dan perubahan sehingga pada tahun 2010 menjadi bernilai sekitar 22 Triliun pada saat di jual dan di akuisisi oleh Perusahaan Danone dari Perancis.”
Kalo tertarik, anda bisa langsung lihat jadwal workshop nya di https://sbmpro.id/
Atau kalo mau online bisa di https://www.sbmacademy.id/offers/mqJv2Tst
Cuman kalo online, tentunya beda atmosfernya hehe
Kemudian apa sih Smart Business Map (SBM) itu? Singkatnya SBM itu 12 Pertanyaan Penting untuk Bisnis yang bisa mengubah cara berbisnis hingga membuat keuntungan berlipat-lipat. Saya tidak akan menjelaskannya dengan bahasa saya sendiri karena Pak Budi sendiri telah menjelaskan SBM itu sendiri di http://www.budiisman.com/blog/membedah-persoalan-sebuah-business-lebih-baik-secara-holistik
Berikut ini penjelasan SBM yang saya copy dari linknya langsung
Dalam dunia yang berubah secara cepat sekarang ini banyak kita menyaksikan perusahaan yang dengan cepat menjadi besar dan mendominasi kategori business mereka. Padahal sebelumnya kita melihat perusahaan yang besar dalam list Fortune 500, misalnya, banyak yang sudah ratusan tahun baru bisa menjadi sangat kuat dan besar.
Bandingkan dengan misalnya Facebook, Amazon, Alibaba, Microsoft, Apple, dan lainnya yang hanya beberapa puluh tahun sudah menjadi raksasa tersendiri. Di lain pihak kita juga melihat banyak perusahaan dan Brand yang dulunya mendominasi dunia juga tumbang seperti, Kodak dan Fuji, Nokia dan Blackberry, Friendster dan Myspace.
Ada juga yang masih mencoba bertahan dengan segala cara, baik dengan mencari jati diri baru, diversifikasi, menjual sebagian lini business nya dan berubah secara total fokusnya.
Kenapa perusahan besar yang punya sumber daya dan dulunya mungkin terkenal inovatif sekarang malah hancur? namun yang lain malah bisa dengan cepat menjadi raksasa? Tentunya banyak faktor yang menyebabkannya. Biasanya faktor-faktor ini akan saling berkaitan satu dengan yang lainnya, yang kalau kita tidak melihat secara komprehensif maka kita akan sulit menemukan jawabannya.
Selama lebih dari 25 tahun Pak Budi menjalani hidup sebagai seorang pekerja profesional mulai dari bawah sampai titik paling tinggi menjadi CEO sebuah perusahaan multinasional dan besar, pak Budi mendapatkan banyak sekali pelajaran yang mungkin tidak pak Budi dapatkan pada waktu sekolah dulunya. Dalam mencoba untuk menuangkan pemikiran dan cara yang lebih mudah untuk melihat kesehatan sebuah usaha maka pak Budi bersama-sama teman2 dari Gerakan Wirausaha Onein20Movement (OIM) pro indonesia mencoba memberikan sebuah model yang mungkin akan lebih mudah dipakai.
Model ini kami namakan Smart Business Map (SBM) yang di bagi menjadi 3 kelompok, yaitu Playing Field, Market Landscape dan Operational Profitability.
Kenapa alat atau “tools” ini yang pak Budi selalu pakai dalam membenahi sebuah business atau melihat kesehatan sebuah usaha? Karena pak Budi punya keyakinan bahwa maju dan mundurnya sebuah usaha tidak dipengaruhi oleh satu faktor saja. Tanpa melihat semua faktor ini maka ibarat seorang “dokter” mencoba memberikan obat kepada pasiennya tanpa data dan analisa yang lebih dalam yang bisa berakibat pasiennya tidak sembuh.
Dalam pengalaman kami selama ini, baik bekerja di perusahaan besar maupun membantu para wirausaha yang masih kelas UMKM, maka business yang masih “baru” biasanya persoalan yang paling sering didapatkan adalah masalah yang ada di faktor “Playing Field”. Untuk usaha yang sudah mulai jalan dan mulai akselerasi dan berkembang biasanya persoalan yang sering kami temui adalah di Faktor “Market Landscape”. Sedang perusahan besar dan sudah lama, banyak sekali persoalannya di bagian Operational Profitability.
Lalu bagaimana caranya melihat kesehatan business kita dengan Smart Business Map (SBM) ini? Biasanya yang kami lakukan adalah membuat sebuah potret (Snapshot) dari usaha tersebut dengan menjawab 12 pertanyaan dasar yang ada dalam SBM.
PLAYING FIELD
1. What is the problem your business is trying to solve?
Disini kita mencoba mencari inti dari business tersebut dan melihat sebetulnya apakah mereka memberikan solusi terhadap persoalan konsumen mereka? Karena pada dasarnya “Needs” dari konsumen hanya akan tercipta (ada) kalau ada persoalan yang ingin mereka selesaikan. Contoh sederhana adalah persoalan “lapar” yang ada di konsumen maka akan timbul business “makanan”
2. Who has the problem?
Ini berkaitan dengan pertanyaan no 1. Karena kita harus jelas tahu siapa sebenarnya yang punya problem tersebut. Kalau dalam bahasa teorinya mungkin disini kita mencoba melihat “Target Market” atau “market segment” yang ingin kita berikan solusi dengan business kita. Kalau dengan contoh persoalan “lapar” di atas tanpa kita dengan jelas tahu siapa yang lapar tersebut, kemungkinan besar kita mencoba memberikan solusi makan untuk semua orang. Namun kalau kita fokus ke target market anak-anak, misalnya, maka mungkin solusi yang kita berikan adalah makanan yang khusus didesain untuk anak-anak.
3. What is the solution?
Banyak para pengusaha yang mulai business nya dengan membuat produk atau jasa, kemudian baru mencari pasarnya. Dalam kaitannya ini, kita melihat dulu problem dan keperluan dari target market kita, baru di coba memberikan solusinya.
4. How Big is the Market?
Kalau pertanyaan 1–3 sudah bisa dilihat maka saya biasanya akan melihat seberapa besar pasar dari business tersebut, dengan solusi yang diberikan untuk target market yang sudah diidentifikasi. Buat apa business yang potensi marketnya kecil dan tidak punya kemungkinan untuk berkembang di masa yang akan datang?
5. What Factors will impact the business?
Pertanyaan no 5 ini yang termasuk paling sering diabaikan oleh pengusaha, apa lagi usaha yang masih kecil. Padahal ada banyak faktor yang mungkin sulit anda kontrol (external factor) yang sangat mempengaruhi business anda. Apa saja yang penting kita pantau dan kelola? Ada faktor Pemerintah dengan kebijakan dan regulasi, faktor kompetitor/pesaing , faktor Tokoh masyarakat/LSM, Supplier , Teknologi yang berubah dan perubahan perilaku konsumen.
Faktor-faktor ini harus kita jaga dan pantau karena semuanya ini bisa memberikan dampak yang negatif dan juga bisa menjadi positif terhadap business kita.
MARKET LANDSCAPE
6. Why do people choose you?
Ini adalah pertanyaan yang mencoba melihat apa yang menjadi alasan konsumen untuk memilih produk atau jasa anda? Apa bedanya dengan yang lain? Nilai apa yang diberikan ke konsumen sehingga mereka menjadi tertarik? Penetapan harga anda bagaimana?
7. How do you sell your products?
Konsumen sekarang, dengan banyak pilihan produk dan jasa, secara umum akan lebih memilih produk yang memang memberikan solusi untuk mereka dan mudah untuk mendapatkannya. Bagaimana caranya selama ini kita memasarkan produk kita. Sistem distribusi kita bagaimana? Apakah offline saja atau ada juga online distribution? Apakah kita memakai mediator atau melakukan direct selling? Business model anda juga menentukan sukses atau tidaknya usaha anda.
8. How do you keep your customer?
Business yang mempunyai customer yang loyal biasanya akan lebih lama bertahan dan maju. Konsumen yang sudah mencoba produk anda dan tanpa adanya cara untuk tetap melakukan “engagement” dengan mereka maka bisa jadi mereka akan berpindah ke hati yang lain. Karena kompetitor tidak akan diam saja.
OPERATIONAL PROFITABILITY
9. How do you increase your revenue?
Business tanpa cash flow akan mati. Cash flow yang baik hanya di dapat kalau ada penghasilan/revenue. Jadi melihat dari mana saja Revenue sebuah usaha akan sangat penting. Apakah revenue mereka tergantung kepada satu atau dua produk saja? Apakah ada income lain yang bisa memberikan tambahan? Bagaimana selama ini pertumbuhan pendapatan mereka? Apakah dari penambahan konsumen saja atau ada juga dari penambahan pembelian dari setiap konsumen yang sudah ada? Banyak faktor lainnya yang harus kita lihat.
10. How do you manage your cost?
Dalam kondisi ekonomi seperti sekarang ini maka perhatian kita terhadap pengelolaan biaya sangat penting. Karena secara sederhana keuntungan hanya dapat kalau Pendapatan lebih besar dari biaya? Kalau kita tidak bisa naikan pendapatan, logikanya kontrol biaya? Cek satu persatu item biaya yang paling besar…biasanya ada di biaya HPP dan Overhead cost. Kalau anda investasi terlalu agresif maka resiko dalam cash flow dan sekaligus kenaikan biaya.
11. What is your Core Resources?
Setiap business pasti mempunyai “Core resources” yang harus dikelola dengan baik. Karena “Core resources” ini kalau tidak ada, maka perusahaan akan mati. Perusahaan konsultan dan jasa biasanya “core resources” mereka adalah SDM mereka. Perusahan Kopi Kapal Api “core resources” mereka adalah Kopi.
12. How do you develop your team?
Saya adalah orang yang paling ngotot mencoba melihat masalah SDM dan team manajemen sebuah business. Karena ujung-ujungnya, saya selalu mengatakan “we are in people business”. Tanpa SDM yang berkualitas baik, punya budaya yang baik niscaya sebuah usaha akan mengalami kesulitan. Dana bisa di cari, teknologi dan mesin bisa di beli. Namun mengembangkan SDM akan membutuhkan waktu.
Melihat 3 Faktor utama Playing Field, Market Landscape, Operational Profitability dengan 12 pertanyaan dasar, maka biasanya kita akan mendapatkan semacam Snapshot (Foto) dari kesehatan sebuah usaha. Dari sini kalau kita ingin melihat lebih dalam dengan data dan fakta yang ada akan lebih baik. Minimal dengan ini kita sudah mendapatkan titik fokus persoalan maupun area yang perlu diperbaiki.